PERGURUAN ATTAQWA

Mendorong hadirnya pendidikan yang aman, terbuka, inklusif, dan setara

Kegiatan

Kunjungan ke Desa Anak SOS Jakarta

Peserta Kegiatan Kunjungan Lapangan Kluster Pendidikan

Perguruan Attaqwa mengikuti kegiatan kunjungan lapangan ke Desa Anak SOS Jakarta yang terletak di wilayah Cibubur, Jakarta Timur (6/6). Kegiatan ini merupakan bagian dari program Kluster Pendidikan Filantropi Indonesia, di mana Perguruan Attaqwa menjadi bagian dari kluster tersebut. Kegiatan ini berfokus pada bagaimana upaya melakukan pencegahan kekerasan dan perundungan, terutama di level keluarga, lebih spesifik bagi anak-anak yang diasuh oleh bukan keluarga biologis.

Sebagai bagian dari program yang diselenggarakan oleh Filantropi Indonesia, peserta kegiatan berasal dari anggota Filantropi Indonesia yang tergabung dalam Kluster Pendidikan, antara lain Yayasan Adaro, Yayasan Buddha Tsu Chi, Inspirasi Foundation, Komunitas Asuh Anak, Dompet Duafa, dan lain sebagainya. Tuan rumah dari kegiatan ini adalah SOS Childern Villages di Jakarta.

SOS Children’s Villages adalah organisasi sosial nirlaba non-pemerintah yang aktif dalam mendukung hak-hak anak dan berkomitmen memberikan anak-anak yang telah atau beresiko kehilangan pengasuhan orang tua kebutuhan utama mereka, yaitu keluarga dan rumah yang penuh kasih sayang. Desa Anak SOS di Jakarta merupakan salah satu, dari sembilan, desa anak yang dikelola SOS.

Paparan praktek baik Trilestari Dewi Saraswati (Child Safeguarding & Advocacy Coordinator SOS Children’s Villages Indonesia) dan emak di SOS

Di Indonesia, SOS Children’s Villages sudah ada sejak tahun 1972. Bapak Agus Prawoto seorang tentara yang sedang bertugas di Austria, seketika jatuh hati dengan program pengasuhan ini, lalu mendirikan village pertama di Lembang, Bandung pada tahun 1972.

Disusul oleh pembangunan village kedua di Cibubur, Jakarta pada tahun 1984 yang diikuti dengan village ketiga di Semarang. Lalu di  Tabanan,  Bali  tahun  1991. Village kelima, keenam, ketujuh dan kedelapan dibangun sebagai respon dari bencana tsunami di Flores dan Aceh. Village di Flores berdiri pada tahun 1995, sedangkan di   Banda Aceh, Meulaboh dan Medan tahun 2004.

Pihak SOS menunjukkan bagaimana praktek dan pengalaman mereka terkait pengasuhan anak oleh keluarga pengganti, di mana Perguruan Attaqwa dan organisasi lain yang hadir melakukan kunjungan langsung ke rumah yang dikelola SOS. Berbeda dengan model panti asuhan, SOS mengadopsi sistem keluarga tradisional, di mana setiap rumah dihuni oleh maksimal 8 orang, dan setiap rumah memiliki emak yang bertanggungjawab kepada anak-anaknya.

Dalam kegiatan diskusi, Perguruan Attaqwa menyampaikan praktek baik program pencegahan kekerasan yang dilakukan pada tahun lalu, dan bagaimana program tersebut melibatkan para satuan tugas, guru, dan siswa sehingga membangun satu ekosistem yang luas di masing-masing sekolah.

LEAVE A RESPONSE

Your email address will not be published. Required fields are marked *