Yayasan Attaqwa kembali menggelar Ijtima’ Sanawi setelah vakum selama dua tahun karena pandemi. Ijtima’ Sanawi tahun ini mengambil tema “Aktualisasi Identitas Keattaqwaan Menuju Yayasan Attaqwa yang Unggul dan Berdayan Saing”, dilaksanakan di Ruang Rapat Utama Yayasan Attaqwa pada Rabu (13/7).
Ijtima’ Sanawi adalah pertemuan tahunan Yayasan Attaqwa yang melibatkan seluruh stakeholder Yayasan. Tercatat tidak kurang 418 undangan Ijtima Sanawi yang mencakup seluruh Bidang seperti Bidang Perguruan, Bidang Dewan Masjid dan Bidang Awkaf; dan Badan Otonom seperti KBIH, Daarul Aytam. Juga melibatkan seluruh Yayasan Attaqwa Cabang, dan unsur muspida dari Kabupaten Bekasi.
Dalam acara Ijtima’ Sanawi tahun ini, Pimpinan Yayasan Attaqwa, KH. Irfan Mas’ud memberikan pemaparan terkait dengan rencana strategis Yayasan Attaqwa selama lima tahun ke depan, bagaimana tantangan yang dihadapi, dan terutama peran semua pihak di Yayasan Attaqwa dalam upaya pencapaian target dan tujuan dari Yayasan Attaqwa. Termasuk dalam hal ini adalah bagaimana peran pemerintah daerah dalam kolaborasi dengan Yayasan Attaqwa.
Dalam sambutannya, Asda Bidang Pemerintahan dan Kesra, Bapak Yana Suyatna, menjelaskan bahwa Yayasan Attaqwa telah berkiprah sangat lama di Bekasi, dan kiprah tersebut adalah dukungan yang sangat besar bagi Pemerintah Kabupaten Bekasi. Harapannya tentu saja kerjasama antara Yayasan Attaqwa dan Pemerintah Bekasi dapat terus berlanjut di masa mendatang.
Ijtima Sanawi tahun ini menjadi lebih spesial karena untuk kali pertama sejak Yayasan Attaqwa berdiri sejak 1956, Lambang Attaqwa distandardisasikan. Dalam pemaparannya, pokja Sekretariat Yayasan Attaqwa, yang juga Sekretaris Perguruan Attaqwa, Dr. Khaerul Umam Noer, menjelaskan sejarah perkembangan Lambang Yayasan Attaqwa dari masa ke masa. Terutama sekali adalah lambang Yayasan Attaqwa yang akan dipakai mulai Ijtima’ Sanawi tahun ini hingga ke depan.
